Minggu, 12 April 2015

Tunggu Aku di Pintu Ka'bah Ya Arfah

Image result for gambar ka'bah
Ku Tunggu dirimu di pintu Ka'bah....kata Si Arfah
Seorang teman lama yang sudah lama saya cari akhirnya bertemu juga. Pertemuaan yang tanpa disengaja, karena saya mengenalinya dari namanya yang ada di postingan whatsapp. Penasaran melihat namanya tertera dalam postingan yang beredar di grup whatsapp saya....benarkah dia begitu pikir saya,...Akhirnya saya coba cari namanya di facebook. Subhanallah ketemu juga, inilah dia yang saya cari. Arfah Nur Laila namanya. Wajahnya secantik namanya. Hatinya in Sya Allah juga cantik....

Perkenalan kami diawali dengan masuknya kami di lembaga kursus Bahasa Arab Al Manar, Utan Kayu, Jakarta Timur. Kami ada di kelas yang sama. Meskipun bercadar, teman saya si Arfah ini tidak pilih-pilih teman. Maksudnya, dia tidak cuma bergaul dengan sesama yang bercadar saja. Semua jadi temannya, termasuk saya. Beberapa kali bepergian dengan Arfah ke beberapa tempat, makan dan kumpul sama-sama menjadikan kami dekat. Walaupun sebenarnya untuk urusan curhat serius tidak pernah kami lakukan. Saya juga tidak terlalu tahu secara mendalam tentang keluarganya, begitupun si Arfah. Tidak tahu kenapa, saya merasa cocok dan merasa dekat dengannya...tidak tahu dengan dia...he..he..he. Setelah selesai kursus Bahasa Arab, komunikasi terputus. Tapi kami pernah bertemu, ketika Arfah mampir ke kontrakan kecil saya ketika saya sudah menikah di tahun 2002. Ternyata Arfahpun sudah menikah dan berencana ke Makkah Mukarramah. Akhirnya kehidupan kami berjalan sendiri-sendiri, tanpa komunikasi. saya sempat ingat dengan Arfah, tetapi bingung untuk menghubunginya. kemana saya mau menghubunginya...alamatnya saja tidak tahu. Alamat Orang tuanya yang di Bandung juga sudah hilang. Saya kehilangan jejak...

Zaman sekarang dengan teknologi canggih dan berkembangnya sosial media, pada akhirnya mempertemukan saya dengan Arfah. Tidak saya duga, ikutan pula si Arfah ini dalam facebook. Awalnya saya merasa ga mungkin ketemu dia di facebook. Mana mungkin si Arfah ini punya akun, lha wong kayaknya ga bakalan nyentuh ke sana, saya pikir. Lha wong kayaknya alim banget....ternyata ada dia punya akun. Subhanallah...bahagianya saya bertemu dia di fb. Ternyata dia dan suaminya benar-benar memanfaatkan akunnya dan media sosial untuk kegiatan dakwah. Mereka berdua membuat kajian agama lewat audio melalui whatsapp, dan yang mengikuti kajian ini ternyata sudah beratus-ratus ikhwan dan akhwat..atau mungkin sudah beribu-ribu yang gabung ....Subhanallah...Tetep berdakwah meski jauh dari Indonesia, Makkah Al Mukarramah. Lha saya yang di Indonesia, apa ya yang sudah saya perbuat....mikir.....

Arfah yang saat ini sudah memiliki anak 3 sedang menyelesaikan tesisnya. Kuliahnya yang dilakukannya di Makkah membuat saya ngiri....karena dari dulu saya bermimpi untuk dapat kuliah di luar negeri....hiks..hiks..Saya ingin sekali kuliah di Universitas Al Azhar Mesir, Universitas tertua di dunia. Nampaknya cuma ingin saja, tapi tidak pernah berupaya merealisasikannya. Saya menikah ketika masih kuliah semester 5. Skripsi saya saja di selesaikan ketika sudah melahirkan anak pertama. Akhirnya saya disibukkan dengan kehidupan dalam keluarga kecil saya. Jangan tanya pula dengan mimpi saya itu...semua akhirnya lewat....

Rindu dengan Arfah hanya dituangkan dalam ruang chat saja. Ngobrol dengan bahasa sehari-hari, tanpa perlu jaim. tiada kesombongan dalam tulisan kalimatnya meski sudah sukses, tetep terasa renyah seperti dulu. Akhirnya saya bilang bahwa saya pengen banget ke Makkah. Katanya: "Hayu Atuh" dengan logat sundanya. "Ku tunggu dirimu di pintu Ka'bah" katanya. Air mata saya mengalir...meski Arfah tak tahu. Impian saya yang satu ini belum terwujud, untuk menuju Baitullah. Ya Allah...keinginanku menjadi tamuMu begitu dalam..... ditambah dengan keadaan Arfah yang ada di sana. Saya rindu juga dengan Arfah....Sudah12 tahun tidak bertemu. Semoga kita bertemu ya Shohibaty...Uhibbuki Fillah..Nanti Aku di pintu Ka'bah Ya Arfah....(Emangnya Ka'bah punyanya siapa ya?):) 




Minggu, 15 Februari 2015

Teknik Mendongeng

Ketika kecil, ibu saya sering membawakan sebuah cerita. Cerita tentang keong mas, timun mas, bawang merah dan bawang putih, malin kundang, cinderella, putri salju adalah cerita yang sering didengar, dan sudah sangat terkenal di kalangan anak-anak. dengan cerita tersebut, imajinasi saya menari-nari, hingga membuat saya sangat suka membaca cerita sampai saat ini.

Image result for gambar cerita cinderellaSaat ini  kita para orang tua sering membiarkan anak berimajinasi dengan film-film yang ditontonnya. padahal film-film tersebut didominasi oleh unsur negatif. unsur kebencian, iri hati, balas dendam, kejahatan, keserahan, bahkan percintaan yang belum layak menjadi hiburan anak-anak. oleh karena itu, buku-buku cerita dan kegiatan mendongeng bisa dijadikan alternatif murah meriah yang dapat dilakukan oleh orang tua.

Sebuah dongeng dapat membawa pendengarnya berimajinasi dan membangkitkan minat membaca, menulis dan melatih dia menceritakan kembali pada orang lain, baik itu secara lisan maupun tulisan. dongeng tidak hanya sekedar cerita, setiap dongeng memiliki pesan moral yang dapat disampaikan secara tidak langsung. anak-anak akan tidak merasa digurui dan mereka akan memahami pesan tersebut dengan cepat. dongeng menjadi sarana penebar kebaikan kepada anak. melalui dongeng, karakter anak dapat diarahkan dan dibentuk sejak dini.

Agar sampai kepada pendengarnya dengan baik, sebaiknya kita harus memperhatikan teknik dalam mendongeng agar anak-anak selaku pendengar tidak merasa bosan. orang tua dapat memilihkan cerita yang bagus dan berkualitas. unsur kebaikan, cinta kasih, kejujuran harus menjadi pilihan utama. terlebih lagi apabila ada kisah-kisah nyata  inspiratif yang dapat menjadi contoh keteladanan. seperti halnya kisah-kisah orang sukses, kisah para nabi, para sahabat, kisah binatang yang ada dalam Al QUR'AN dan sebagainya. secara tidak langsung anak juga diajari kedekatan dengan Tuhan dan agama. orang tua juga dapat bersama-sama memilih cerita di toko buku kesayangan. bahkan anak secara tidak langsung juga diarahkan untuk gemar membaca buku.

Sebelum cerita dibawakan kepada anak, sebaiknya kita memahami jalan cerita tersebut. hal ini dapat dilakukan dengan cara membacanya secara berulang ulang agar kita paham dengan tokoh dan karakter yang ada dalam cerita. kita dapat juga berimprovisasi dengan karakter suara yang berbeda, mimik muka yang menarik, dan bahasa tubuh seperti tokoh yang kita perankan. pendongeng juga jangan lupa untuk mengadakan kontak mata dengan pendengarnya agar kebosanan atau keantusiasan dapat diketahui dengan cepat, sehingga pendongeng bisa berimprovisasi dengan tanggap dan cepat agar cerita tetap menarik bagi pendengar. Jalan cerita yang dianggap kurang sesuai dengan anak-anak dapat diganti dengan jalan cerita yang sesuai dengan karakteristik usia anak.

Selain itu, berbagai media dapat menjadi sarana menarik bagi pendengar. Gambar berseri, rumah-rumahan, boneka tangan, boneka binatang, boneka barbie bisa menjadikan anak-anak lebih antusias dan semangat mendengarkan cerita dari awal sampai akhir. apabila memungkinkan musik-musik instrumentalia dapat digunakan sehingga cerita menjadi lebih hidup. orang tua selaku pendongeng dapat menyatakan pesan moral kepada anak baik di tengah-tengah cerita atau di akhir cerita. Selamat mencoba....

Mari Mendongeng.....

Image result for gambar cerita malin kundangAnak-anak kita sangat suka dengan cerita. Bahkan mereka sering minta dibacakan sebuah dongeng sebagai pengantar tidur. Kesibukan kita menjadikan kita sering lupa mencari dongeng untuk mereka. akhirnya keluarlah alasan nanti, besok atau lain waktu ibu/ayah akan bercerita. Akhirnya anak selalu menanti dan menanti namun dongeng yang ditunggu tidak pernah disampaikan.

Dongeng memiliki bermacam macam jenis. ada fabel atau cerita binatang, cerita peri, legenda, atau ada kisah nyata yang bisa menjadi inspirasi. apapun jenisnya, dongeng menjadikan anak-anak kita belajar menjadi seorang pendengar yang baik. Dari kegiatan mendongeng, imajinasi anak akan berkembang dan menjadikan mereka kreatif karena dapat berimprovisasi dengan cerita yang dibuatnya sendiri. anak dapat belajar menulis dan mengkomunikasikan pikirannya kepada orang lain baik secara lisan maupun tulisan. namun dalam mencari sebuah dongeng untuk anak, kita harus memperhatikan unsur-unsur kebaikan yang ada dalam sebuah dongeng. unsur kejujuran, cinta kasih, kasih sayang terhadap sesama, harus menjadi prioritas. nilai-nilai positif yang ada dalam dongeng perlu disampaikan kepada anak. anak akan mendapat pesan kebaikan tanpa harus merasa digurui. Oleh karena itu, mari kita mendongeng untuk anak-anak kita....

Jumat, 16 Mei 2014

Memotivasi Diri

Sangat sulit lho menjadi orang yang dapat memengaruhi orang lain untuk berfikir dan bertindak seperti apa yang kita harapkan. Jangankan bisa mengajak orang di luar diri kita, mengajak anak kita sendiri untuk berbuat sesuatu, susahnya minta ampun. sejatinya kita apapun profesi kita memang harus terus belajar dan belajar agar menjadi orang yang dapat memotivasi orang berbuat kebajikan. Atau kalau diistilahkan ke bahasa Inggris, kita diharapkan jadi inspiring people.

Ada seseorang yang dengan luar biasanya dapat mengajak orang lain untuk sukses dan mulia di dunia dan akhirat. saya mengetahuinya sebagai Bapak Jamil Azzaini. saya memang tidak mengenalnya dengan baik. saya juga belum pernah bertemu dengannya secara langsung. tapi saya mengetahuinya dari tulisan-tulisan di web atau blognya (lihat www.jamilazzaini.com). begitu hebatnya. kesadaran agar hidup sukses bukan hanya untuk pribadi terus didengungkannya. Menurutnya hidup sukses juga harus diiringi dengan kemulian berfikir, berbuat dan bertindak. biar ga jadi orang yang sukses tapi merugikan diri sendiri dan orang lain disekitarnya. banyak kesadaran yang digugahnya agar kita tetap punya semangat mengejar cita dan cinta, tetap dekat dengan Allah SWT, tetap menebar kebajikan di mana-mana. inspirasinya ternyata dapat ditebarkan ke seluruh indonesia bahkan ke luar negeri. Subhanallah....

Kita tentu mengharapkan bisa mengajak anak anak kita untuk menjadi seseorang  yang baik, taat beribadah, hormat dan patuh pada orang tua dan guru. nyatanya susah sekali. seringkali keinginan hanya jadi impian ketika melihat kenyataan hidup yang sebenarnya. tapi semangat menebar kebajikan memang tidak boleh berhenti ketika menemui kendala. harus dilihat lagi apa, mengapa hal itu bisa terjadi. bagaimana mengatasinya harus menjadi agenda pemikiran kita sebagai pendiidk bangsa ini. amanah ada di tangan kita. bagaimana kita harus menjaga amanah yang Tuhan titipkan pada kita.

Agar dapat mengajak orang lain berbuat baik, harus didasari dari hati terdalam. apa yang disampaikan dari hati biasanya akan sampai ke hati. jangan sekedar lip service belaka. untuk menjadi sumber inspirasi orang lain, ternyata harus punya kekuatan motivasi terlebih dahulu baru setelah itu bisa menularkannya pada orang lain. untuk punya kekuatan motivasi ternyata harus pula memperolehnya dari sang sumber energi tertinggi yaitu Allah SWT.  Allahlah sumber dari segala sumber kekuatan hidup. oleh karena itu kita harus mendekatiNya secara kontinue agar kekuatan hidup selalu ada pada kita. selanjutnya kita perlu berlatih tiap hari mengasah keajegan motivasi hidup kita dengan tetap berbaik sangka pada Tuhan, orang lain dan kehidupan ini. kekuatan berpikir positif akan menjadikan segala sesuatu dalam kehidupan ini menjadi pnuh hikmah.

Minggu, 05 Agustus 2012

Ramadan Bulan Pembelajaran

Sekarang telah memasuki 10 hari putaran ke dua dari Ramadan. Para ibu biasanya sudah mulai sibuk mencari baju dan kue lebaran. Mall-mall dipenuhi orang-orang yang berbelanja. Rumah-rumah sudah mulai di hias balik. suatu fenomena yang sudah nampak lumrah karena tampil 'cantik' pada saat hari Raya dianggap sebagai suatu keharusan dan simbol suatu kemenangan. padahal seyogyanya kita lebih menafakuri lebih dalam makna Ramadan dan lebih terfokus pada amalan ibadah kita. Ramadan bulan mulia.....limpahan Rahmat Tuhan turun pada semua hambaNya. tentu ada makna besar di balik bulan mulia ini. saya sebagai manusia dhaif yang minim ilmu agama tidak dapat mengupas lebih banyak makna itu. saya hanya melihat bahwa kita harus menelisik lebih dalam diri kita untuk sebuah perubahan yang lebih baik sebagai manusia. ramadan adalah bulan dimana kita dapat belajar lebih banyak arti kehidupan. ramadan adalah bulan dimana kita harus lebih intens dengan amaliah-amaliah kita, lebih banyak merenung bahwa dunia tidak hanya sekedar tampilan luar belaka. Ramadan adalah bulan dimana kita harus lebih berempati dan berbagi dengan orang lain melalui sedekah dan zakat..Saya hanya berusaha semoga Ramadan ini lebih baik dari kemaren. Semoga tetap dipertemukan dengan Ramadan di tahun depan..

Selasa, 22 November 2011

Peran Guru dalam Mencerdaskan Bangsa. Menjadi Guru, Why not?


Oleh : Nurfitria Ningsih

Menjadi seorang guru seringkali bukanlah menjadi pilihan anak didik kita. Ketika ditanyakan “what do you want to be in the future?”, kebanyakan mereka menjawab ingin menjadi polisi, tentara, dokter, dan presiden. Mereka memadang sebuah profesi yang dipilihnya untuk masa depan haruslah nampak ke’hero’annya. Sedikit yang berpikir bahwa menjadi seorang atau memilih profesi guru adalah seorang pahlawan yang dapat mencerdaskan bangsa ini.

Memang, saya sendiri secara pribadi mengakui bahwa dahulu menjadi seorang guru juga bukan menjadi pilihan impian saya(nah lho!). Mimpi saya adalah dapat bekerja di perusahaan besar dengan gedung yang menjulang tinggi. Seakan mempunyai ‘prestise’ tersendiri. Namun memang kenyataan hidup membawa takdir saya untuk menjadi seorang guru. Pilihan yang tidak saya sesalkan tentunya. Bukan karena adanya sertifikasi yang dapat sangat menunjang kehidupan guru, tetapi karena memaknai profesi guru adalah sebuah pekerjaan mulia. Terlebih lagi bagi seorang guru yang mengabdikan dirinya untuk membelajarkan siswanya dengan segenap perasaan tulus ikhlasnya, maka ilmu yang bermanfaat akan menjadi amalan yang tidak terputus baginya, bahkan sampai akhir menutup mata.

Menjadi seorang guru berarti menjadi seseorang yang berperan mencerdaskan orang lain, apalagi untuk bangsa ini. Meski terkadang peran itu tidak begitu jelas terlihat orang lain alias tidak dapat dilihat langsung hasilnya, secara pelan tapi pasti guru telah membelajarkan anak didik dengan menanamkan pengetahuan dan nilai-nilai kepada anak didik dari hari ke hari, bulan ke bulan, tahun ke tahun, bahkan dari abad ke abad. Sungguh berat sebenarnya peran guru, ia tidak hanya sekedar berperan sebagai pengajar, tetapi juga pendidik, pemimpin, supervisor, administrator, harus melayani anak didik dengan landasan kesadaran (awareness), keyakinan (belief), disiplin (discipline) dan tanggung jawab (responsibility) dengan penuh optimal (Hanafiah,dkk : 106). Orang lain hanya melihat luarnya saja, bahwa guru bertugas mengajar anak-anak mereka. Padahal peran seorang guru lebih dari sekedar mengajar saja.

Dahulu profesi guru, meskipun dengan penghasilan yang kurang memadai  namun secara psikologis, mereka justru memiliki harga diri dan wibawa yang tinggi (Syah, 2010). Mereka dihargai masyarakat karena dianggap sosok yang mampu menjadi teladan dan menjadi tempat bertanya. Namun nampaknya zaman telah berubah. Kini, seorang guru cenderung kurang dihargai anak didik, terlebih lagi apabila si bapak guru bukanlah orang berduit alias orang kaya. Ukuran kekayaan menjadi tolak ukur penghormatan orang terhadap diri kita. Bibit-bibit materialisme nampaknya telah merayap masuk tubuh anak didik kita.

Terlepas dari dihargai atau tidaknya profesi guru sekarang ini, sebenarnya para guru memang harus meningkatkan kualitasnya dan harus ‘kaya’. Kaya dalam ruhani, emosi, pemikiran, kaya refereensi, kaya inovatif, kreativitas, dan kaya secara materi. Berbuat sajalah dahulu untuk kemudian dilihat hasilnya. Tidak usah dipikirkan apakah mau dihargai atau tidak. Yang penting berbuat, ikhlas dan hasilnya niscaya akan dibalas Tuhan. Menjadi kaya juga adalah sebuah anjuran, karena Tuhan juga lebih suka kepada orang yang ‘kaya’ dan ‘kuat’ daripada yang ‘miskin’. Ketika seorang guru sudah mapan, maka diharapkan ia dapat terfokus pada upaya-upaya kreatif untuk mencerdaskan bangsa. Idealis memang, tetapi kenapa tidak berusaha dicoba ? seorang guru juga harus menumbuhkan jiwa-jiwa enterpreneur ke dalam dirinya untuk dapat ditularkan kepada anak didiknya. Toh kenyataan, banyak anak didik yang hanya mengharapkan bekerja pada orang lain, tanpa berpikir bagaimana membuat lapangan kerja sendiri bagi dirinya.

Untuk menjadi kaya selaku pencerdas bangsa, hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang guru adalah :
1.       Guru harus memperkaya dirinya dengan banyak belajar dan membaca.
Membaca sendiri adalah perintah yang diamanatkan Tuhan pertama kali kepada Umat.  Lemahnya kemampuan membaca, maka akan dapat berdampak pada lemahnya kemampuan untuk penguasaan materi. Ujung-ujungnya maka akan lemah kompetensi profesional guru. Menurut Syah (2010:221) penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran masih berada di bawah standar. Terlebih lagi menurut beliau, dari hasil penelitian Balitbang Depdikbud RI, kekurangmampuan guru dalam mengajar memberi efek yang tidak baik bagi rendahnya kemampuan anak didik. Tidak ada salahnya juga seorang guru membaca buku lain di luar pendidikan atau diluar bidang yang diampunya. Semisal membaca buku mengelola keuangannya Safir Senduk. Menurut Safir toh menjadi kaya ga harus menjadi pengusaha, menjadi karyawan (dalam hal ini guru juga karyawan negeri ya...) juga bisa kaya.... buat investasi meskipun dengan meminjam kredit dari Bank dengan menggadai sk. Selain  itu upaya-upaya menjadi kaya harus berupaya dicari. Bagi para guru dapat mencari jalan untuk kaya dengan membaca buku dahulu untuk menginspirasi. Semisal buku ippho santosa dengan percepatan rezekinya. Insya Allah termotivasi dan tergugah.
2.       Guru harus memperkaya dirinya dengan berlatih menulis.
Setelah banyak membaca, guru dapat mengaplikasikan semua pemikirannya dari hasil olahan membaca tadi ke dalam tulisan. Memang tidak mudah untuk menulis, tetapi semua harus di latih. Sayapun harus banyak berlatih menulis. Salah satu orang yang dapat menginspirasi bapak dan ibu guru untuk terus menulis dan melihat keajaibannya adalah wijaya kusuma yang biasa dipanggil omjay. Terus baca blognya di : http://wijayalabs.com .
3.       Guru harus memperkaya dirinya dengan mengikuti perkembangan kemajuan zaman.
Kemajuan zaman adalah hal yang tidak terelakkan. Posisi tetap di tempatnya tanpa mengikuti perkembangan dan kemajuan akan membawa posisi guru menjadi posisi yang ketinggalan. Perubahan akan terus ada. So, seorang guru harus mampu menyesuaikan diri. Bagi guru-guru yang senior dan sudah berpengalaman puluhan tahun mengajar mungkin beranggapan bahwa mereka tidak perlu lagi untuk belajar komputer misalnya. Pikir mereka :Beri saja kesempatan kepada yang muda-muda alias guru junior.  Kenapa tidak berupaya mencoba belajar kepada yang muda ? terlebih lagi amanat dalam agama, kalau besok pun dunia mau kiamat, ga ada salahnya menanam hari ini...berbuat saja dahulu, niscaya ada balasannya.
4.       Guru harus memperkaya ruhaninya dengan dekat kepada Tuhan.
Satu hal yang sering dilupakan adalah meminta kepada yang punya dunia dan segala isinya. Untuk dapat mencapai kekayaan baik secara materi dan immateri, maka upayanya adalah mendekatkan diri kepada Sang Khalik.  Kecerdasan spiritual terbukti menjadi salah satu faktor penentu kesuksesan seseorang. Cerdas secara spiritual dan emosional, akan membawa penularannya kepada cara seseorang berbuat dan bertindak. Dan hal itu akan dilihat anak didik untuk dicontoh. Menjadi contoh nyata adalah keteladanan hidup daripada banyak bicara tetapi tidak ada realisasinya.
5.       Guru harus memperkaya pribadinya dengan nilai-nilai kebaikan dan moral.
Salah satu yang membuat menurunnya wibawa guru adalah perilaku guru itu sendiri yang tidak dapat menjadi contoh bagi anak didik. Sering banyak kita temui , para guru yang terkena kasus karena pelecehan seksual terhadap anak didik, karena menghukum anak didiknya, karena tertangkap berjudi dan karena-karena lainnya. 
6.       Guru harus memperkaya jiwa sosialnya dengan banyak berbuat sosial.
Sebagai mahluk Tuhan yang saling membutuhkan satu sama lain, guru harus terlibat dalam kehidupan masyarakatnya dan punya kepedulian untuk membantu sesama. Jangan sampai guru menjadi seseorang yang inklusif, karena dirinya merasa benar sendiri.
7.       Guru harus memperkaya dirinya dengan menambah ilmu lagi.
Adanya UU no 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, menjadi acuan bagi para guru se Indonesia untuk meningkatkan kualtias dirinya dari segi keilmuan. Silahkan menambah ilmu dengan mengikuti pendidikan dan pelatihan yang diadakan Dinas pendidikan daerah maupun pusat. Apalagi kalau seorang guru dapat mengikuti pendidikan S2 maupun S3. Untuk alasan biaya, banyak jalan menuju roma. Kenapa kita tidak mencari beasiswa saja? Banyak beasiswa pendidikan dalam dan luar negeri yang ditawarkan. Kalau alasannya karena ‘ah belum tentu dapat’ kenapa tidak dicoba dahulu ? saya ingat perkataan guru saya, untuk mendapatkan layanan, maka harus mengetuk pintu rumah orang. Untuk mendapatkan beasiswa, ya harus mengajukan permohonan ke tempat-tmpat yang menawarkan beasiswa. Intinya berusaha.

Intinya dari semua upaya ‘kaya’ itu, diharapkan kepada para guru untuk dapat memenuhi kompetensi-kompetensi yang menjadi tuntutan sesuai dengan standarkompetensi  yang diharapkan dalam UU No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 10, yaitu kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial

Ketika semuanya sudah dicoba, saya yakin, penghargaan dari orang lain (siswa dan masyarakat) akan datang dengan sendirinya. Jadi kenapa tidak berupaya jadi sang pencerdas bangsa? Sungguh banyak guru-guru yang ‘kaya’ meluangkan waktu dan kehidupannya untuk lebih banyak berbuat untuk anak didiknya agar mereka ‘terkayakan’. Lihatlah si ibu kembar yang berbuat untuk pendidikan anak tak mampu, dan banyak lagi yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Bahkan dengan kemajuan teknologi dan maraknya dunia internet yang merambah kehidupan kita, dapat menjadikan semuanya itu menjadi lebih positif untuk mencerdaskan bangsa. Penggunaan blog dan facebook dapat menjadi sarana pencerdasan ini. Salah satu yang dapt menjadi contoh adalah upaya omjay (wijaya kusuma gitu..) untuk memanfaatkan blog sebagai media pembelajaran. Hal ini bisa dilihat dalam blognya di http://wijayalabs.com .Ternyata apapun bentuk medianya, semuanya bisa menjadi sarana pencerdasan bangsa, asal ada niat. Untuk dapat memanfaatkan kemajuan teknologi ini , ya seorang guru memang harus memperkaya dirinya dengan banyak membaca, menulis dan mencoba. Kreatif menjadi sesuatu yang tidak habis digali. Tidak ada yang tidak bisa dicoba. Jangan mengaku mampu menjadi sang pencerdas bangsa apabila kita sendiri selaku guru mengaku menyerah dengan keadaan dan hanya mau menjadi guru biasa dan bukan guru yang ‘kaya’. Bagaimana bisa anak didik menjadi luarbiasa dengan guru yang biasa, coba? Rethink again bapak dan ibu guru......we can start to make a change from now.

Referensi :
Departemen Agama RI.2006. undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan.
Hanafiah, Nanang dan Suhana, Cucu. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung : Refika Aditama Syah, Muhibbin. 2010.Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Jumat, 29 Juli 2011

Menyambut Ramadhan

Ramadhan Mubarak. Marhaban ya Syahru Ramadhan. Alhamdulillah bersua lagi dengan Ramadhan. Allah masih memberi kesempatan untuk menuai pahala dan kebaikan. Ada harap di hati bahwa Ramadhan ini akan lebih baik lagi dari sebelumnya. Ada ketakutan diri tidak akan sampai pada kemenangan hakiki. Menuju Ramadhan, diri harus mempersiapkan segala sesuatunya dengan baik. Ibarat sebuah peperangan, Ramadhan harus dihadapi dengan kesiapan fisik dan ruhani. Siap bahwa kita akan menjalani hari-hari di luar kebiasaan, meskipun hanya 1 bulan ke depan. Siap bahwa ibadah kita harus terus ditingkatkan. Siap untuk selalu berbagi dan menunaikan kewajiban zakat. Siap untuk berbenah diri. Siap untuk mendapatkan pencerahan jiwa, dan siap untuk mencapai kemenangan. Pun ba'da Ramadhan, segala kesiapan tadi seyogyanya mampu membawa spirit dan jiwa-jiwa Ramadhan ke 11 bulan yang lainnya sehingga kemenangan akan terus melingkupi diri. Are you ready for that ?