Selasa, 12 April 2011

kreativitas dan pengembangannya


Kata kreativitas sudah sering kita dengar sehari-hari. Kreativitas sudah menjadi suatu kebutuhan manusia. Salah satu kemampuan utama yang memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia adalah kreativitas.
          Dalam kamus ilmiah populer, widodo dkk memberikan definisi kreativitas sebagai kemampuan untuk berkreasi atau daya mencipta.[1] Selo Soemardjan mengungkapkan bahwa kreativitas berarti mencipta, atau mengarang atau membuat sesuatu yang berbeda bentuk, susunan atau gayanya daripada yang lazim dikenal oleh banyak orang. [2]
          Dari apa yang diungkapkan Soemardjan nampak bahwa hasil dari kreativitas dapat berupa produk yang aneh dan tidak umum. Produk kreativitas dapat berupa produk yang unik dan langka. Kemampuan berkreasi ini tentulah tidak mutlak pada sesuatu yang baru. Seseorang dapat saja mengkombinasikannya dengan yang lama. Semiawan, dkk mengungkapkan :
            Kreativitas merupakan kemampuan untuk membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antara unsur data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas terletak pada kemampuan untuk melihat asosiasi antara hal-hal atau obyek-obyek yang sebelumnya tidak ada atau tidak nampak hubungannya.[3]
         
          Dari uraian tersebut nampak bahwa kreativitas terkait dengan daya cipta seseorang untuk menciptakan sesuatu yang baru, baik dengan mengkombinasikannya atau mengkreasi lagi. Hal ini dikarenakan orang kreatif akan selalu melihat sesuatu dengan pandangan yang berbeda dari orang yang tidak kreatif. Mengenai hal tersebut, De Porter dan hernacki menyatakan :
            Orang kreatif itu menggunakan pengetahuan yang orang lain juga miliki dan membuat lompatan yang memungkinkan mereka memandang segala sesuatu dengan cara-cara baru. Berpikir kreatif seringkali melibatkan gejala berpikir lateral yang disebut dengan “pergeseran paradigma”. [4]
Dengan adanya perkembangan zaman yang semakin maju maka kebutuhan akan kreativitas semakin tinggi. Kreativitas sendiri tidak terbatas pada bidang seni, ilmu pengetahuan dan teknologi. Kreativitas juga tidak terbatas pada tingkat usia, jenis kelamin, suku, bangsa atau kebudayaan tertentu.
          Sebenarnya proses dasar kreatif sudah dapat diterapkan dalam masalah kehidupan sehari-hari. Proses dasar kreatif ini diistilahkan dengan keluwesan pikiran. Keluwesan pikiran dipakai untuk menekankan kemampuan memandang sesuatu dari sudut yang berbeda, atau kemampuan mencari penyesuaian yang tidak terpaku pada ide-ide klise. [5]
Proses pembelajaran pada hakekatnya adalah untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai interaksi dan pengalaman belajar. Namun dalam kenyataannya banyak sekali dari kita yang tidak sadar bahwa masih banyak kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan justru menghambat aktivitas dan kreativitas peserta didik.[6]
Adapun berfikir kreatif merupakan kemampuan untuk melihat bermacam-macam kemungkinan penyelesaian terhadap suatu masalah. Kreativitas merupakan manifestasi dari individu yang berfungsi sepenuhnya.
Utami Munandar dalam Nana Syaodih memberikan rumusan tentang kreativitas sebagai berikut : Kreativitas adalah kemampuan : a) untuk membuat kombinasi baru berdasarkan data atau informasi atau unsur yang ada, b) berdasarkan data atau informasi yang tersedia, menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kualitas, ketepatgunaan dan keragaman jawaban, c) yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinilitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelobarasi suatu gagasan.[7]
Orang yang memiliki kepribadian kreatif memiliki ciri-ciri, sebagai berikut :
a.       Pribadi kreatif mempunyai kekuatan energi fisik yang memungkinkan mereka bekerja berjam-jam dengan konsentrasi penuh, tetapi mereka juga bisa tenang dan rileks, bergantung pada situasinya
b.      Pribadi kreatif cerdas dan cerdik, tetapi pada saat yang sama mereka juga naif. Di satu pihak, mereka memiliki kebijakan namun dilain pihak tampak juga seperti anak-anak.
c.       Kreativitas memerlukan kerja keras, keuletan dan ketekunan untuk menyelesaikan suatu gagasan atau karya baru dengan mengatasi rintangan yang sering dihadapi.
d.      Pribadi kreatif dapat berselang seling antara imajinasi dan fantasi, namun tetap bertumpu pada realitas.
e.       Selain bekerja sendiri, ia juga merasa penting untuk bertemu orang lain guna bertukar pikiran.
f.       Orang kreatif dapat bersikap rendah hati dan bangga akan karyanya pada saat yang sama
g.      Orang kreatif cenderung mandiri
h.      Mereka dapat bersemangat bila menyangkut karya mereka, namun juga bersikap objektif pada karyanya[8]

Anak yang kreatif biasanya selalu ingin tahu, memiliki minat yang luas, mempunyai kegemaran dan menyukai aktivitas kreatif. Ciri-ciri pribadi yang kreatif  yang diinginkan seorang pendidik antara lain :
1.      Mempunyai imajinasi
2.      Mempunyai prakarasa
3.      Mempunyai minat luas
4.      Mandiri dalam berfikir
5.      Melit
6.      Senang berpetualang
7.      Penuh energi
8.      Percaya diri
9.      Bersedia mengambil resiko
10.  Berani dalam pendirian dan keyakinan.[9]

Selain dari ciri-ciri anak kreatif tersebut, Paul Torrance sebagaimana dikutip Suratno, mengemukakan secara khusus ciri-ciri untuk tindakan kreatif anak prasekolah adalah sebagai berikut :
1.      Anak prasekolah yang kreatif belajar dengan cara-cara yang kreatif.
2.      Anak prasekolah yang kreaif memiliki rentang perhatian yang panjang terhadap hal yang membutuhkan usaha kreatif.
3.      Anak kreatif memiliki suatu kemampuan mengorganisasikan yang menakjubkan
4.      Anak kreatif dapat kembali kepada sesuatu yang sudah dikenalnya dan melihat dari cara yang berbeda.
5.      Anak prasekolah kreatif belajar banyak melalui fantasi, dan memecahkan permasalahan dengan menggunakan pengalamannya.
6.      Anak kreatif menikmata permainan dengan kata-kata dan tampak sebagai pencerita yang alamiah. [10]
Wallas dalam Nana Syaodih mengemukakan ada empat tahap perbuatan atau kegiatan kreatif, antara lain :
1.      Tahap persiapan , merupakan tahap awal berisi kegiatan pengenalan masalah, pengumpulan data informasi yang relevan.
2.      Tahap pematangan, merupakan tahap menjelaskan, membatasi, membandingkan masalah.
3.      Tahap pemahaman, merupakan tahap mencari dan menemukan kunci pemecahan, menghimpun informasi dari luar untuk dianalisis dan disintesiskan, kemudian merumuskan beberapa keputusan.
4.      Tahap pengetesan, merupakan tahap mentes dan membuktikan hipotesis, apakah keputusan yang diambil itu tepat atau tidak.[11]

Terdapat sejumlah alasan perlunya pengembangan kreativitas dilakukan sejak usia dini. Alasan pengembangan kreativitas tersebut dirumuskan Munandar sebagaimana dikutip oleh Suratno, ke dalam empat alasan utama yaitu :
1.      Kreativitas untuk merealisasikan perwujudan diri.
2.      Kreativitas untuk memecahkan suatu permasalahan
3.      Kreativitas untuk memuaskan diri
4.      Kreativitas untuk meningkatkan kualitas hidup.[12]
Pengembangan kreativitas dapat dilakukan melalui proses belajar menemukan (discovery) dan belajar bermakna. Hal ini dikarenakan  inti dari kreativitas adalah pengembangan kemampuan berpikir melihat suatu masalah dari berbagai sudut pandang atau menguraikan sesuatu masalah atas beberapa kemungkinan pemecahan (divergen).[13]
Oleh karena itu agar kreativitas anak didik berkembang, seorang guru perlu menciptakan situasi pembelajaran yang memberi banyak kesempatan pada siswa untuk memecahkan masalah, melakukan banyak percobaan, mengembangkan gagasan atau konsep siswa sendiri, memberikan sikap yang lebih demokratis, terbuka, percaya pada siswa dan bersahabat.
Guru berperan penting dalam pengembangan kreativitas anak di Taman Kanak-Kanak. Hal ini dikarenakan karena guru pada jenjang pendidikan prasekolah akan dijadikan figur oleh anak-anak. Guru harus berperan bijaksana jangan sampai aturan-aturan yang ditetapkan guru justru akan mematikan kreativitas anak. Guru harus dapat memilih dan memanfaatkan setiap kesempatan belajar untuk mengembangkan kreativitas anak.
Untuk aktivitas keseharian mengembangkan kreativitas anak di Taman Kanak-kanak dapat dilakukan guru dengan cara bernyanyi, bermain musik, menggambar, berpuisi, bercerita, berdongeng dan sebagainya. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan Maxim yang dikutip Suratno, bahwa pembentukan dan pengembangan kreativitas anak prasekolah terutama dilakukan melalui bidang seni dan musik daripada kegiatan lainnya. [14]
Pada saat anak usia 3 – 5 tahun atau pada saat mereka berada di bangku Taman Kanak-Kanak, anak memerlukan pengasuhan dan bimbingan yang baik agar muatan kreativitasnya dapat diberdayakan secara optimal. Pada usia ini, anak mudah menyerap segala informasi yang ada di sekitarnya.  Beberapa cara yang dapat digunakan oleh orang tua atau guru dalam merangsang kreativitas mereka, antara lain : dengan bermain, bernyanyi, menyediakan alat permainan, belajar di alam, menyeimbangkan otak kanan dan kiri dan lain sebagainya.



[1] Widodo,dkk, Kamus Ilmiah Populer, Yogyakarta, Absolut, 2001, hlm.344
[2] Selo Soemardjan, Kreativitas, Suatu Tinjauan dari sudut Sosiologi, Jakarta : Dian   Rakyat, 1983, hlm.87
[3] Conny R Semiawan, Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa sekolah Menengah, Jakarta : Gramedia, 1987, hlm. 1-2
[4] Bobbi De Porter, Mike Hernacki, Quantum Learning, Bandung : Kaifa, 1992, hlm. 295
[5] Julius Chandra, Kreativitas, Bagaimana menanam, membangun dan mengembangkannya, Yogyakarta : Kanisius, 1994, hlm. 27
                [6] Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung : Remaja Rosda Karya,  hlm.164
[7] Nana Syaodih, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007, hlm.104
                [8] Munandar, Op. Cit
                [9] Munandar, Op.Cit.
[10] Suratno, Pengembangan Kreativitas Anak Usia Dini, Jakarta : Depdiknas, 2005, hlm. 11-13
                [11] Nana Syaodih, Op.Cit , hlm105 
[12] Suratno, Op.cit, hlm. 5-6
                 [13] Nana Syaodih, Op.Cit
[14] Suratno. Op.Cit, hlm. 18