Minggu, 15 Februari 2015

Teknik Mendongeng

Ketika kecil, ibu saya sering membawakan sebuah cerita. Cerita tentang keong mas, timun mas, bawang merah dan bawang putih, malin kundang, cinderella, putri salju adalah cerita yang sering didengar, dan sudah sangat terkenal di kalangan anak-anak. dengan cerita tersebut, imajinasi saya menari-nari, hingga membuat saya sangat suka membaca cerita sampai saat ini.

Image result for gambar cerita cinderellaSaat ini  kita para orang tua sering membiarkan anak berimajinasi dengan film-film yang ditontonnya. padahal film-film tersebut didominasi oleh unsur negatif. unsur kebencian, iri hati, balas dendam, kejahatan, keserahan, bahkan percintaan yang belum layak menjadi hiburan anak-anak. oleh karena itu, buku-buku cerita dan kegiatan mendongeng bisa dijadikan alternatif murah meriah yang dapat dilakukan oleh orang tua.

Sebuah dongeng dapat membawa pendengarnya berimajinasi dan membangkitkan minat membaca, menulis dan melatih dia menceritakan kembali pada orang lain, baik itu secara lisan maupun tulisan. dongeng tidak hanya sekedar cerita, setiap dongeng memiliki pesan moral yang dapat disampaikan secara tidak langsung. anak-anak akan tidak merasa digurui dan mereka akan memahami pesan tersebut dengan cepat. dongeng menjadi sarana penebar kebaikan kepada anak. melalui dongeng, karakter anak dapat diarahkan dan dibentuk sejak dini.

Agar sampai kepada pendengarnya dengan baik, sebaiknya kita harus memperhatikan teknik dalam mendongeng agar anak-anak selaku pendengar tidak merasa bosan. orang tua dapat memilihkan cerita yang bagus dan berkualitas. unsur kebaikan, cinta kasih, kejujuran harus menjadi pilihan utama. terlebih lagi apabila ada kisah-kisah nyata  inspiratif yang dapat menjadi contoh keteladanan. seperti halnya kisah-kisah orang sukses, kisah para nabi, para sahabat, kisah binatang yang ada dalam Al QUR'AN dan sebagainya. secara tidak langsung anak juga diajari kedekatan dengan Tuhan dan agama. orang tua juga dapat bersama-sama memilih cerita di toko buku kesayangan. bahkan anak secara tidak langsung juga diarahkan untuk gemar membaca buku.

Sebelum cerita dibawakan kepada anak, sebaiknya kita memahami jalan cerita tersebut. hal ini dapat dilakukan dengan cara membacanya secara berulang ulang agar kita paham dengan tokoh dan karakter yang ada dalam cerita. kita dapat juga berimprovisasi dengan karakter suara yang berbeda, mimik muka yang menarik, dan bahasa tubuh seperti tokoh yang kita perankan. pendongeng juga jangan lupa untuk mengadakan kontak mata dengan pendengarnya agar kebosanan atau keantusiasan dapat diketahui dengan cepat, sehingga pendongeng bisa berimprovisasi dengan tanggap dan cepat agar cerita tetap menarik bagi pendengar. Jalan cerita yang dianggap kurang sesuai dengan anak-anak dapat diganti dengan jalan cerita yang sesuai dengan karakteristik usia anak.

Selain itu, berbagai media dapat menjadi sarana menarik bagi pendengar. Gambar berseri, rumah-rumahan, boneka tangan, boneka binatang, boneka barbie bisa menjadikan anak-anak lebih antusias dan semangat mendengarkan cerita dari awal sampai akhir. apabila memungkinkan musik-musik instrumentalia dapat digunakan sehingga cerita menjadi lebih hidup. orang tua selaku pendongeng dapat menyatakan pesan moral kepada anak baik di tengah-tengah cerita atau di akhir cerita. Selamat mencoba....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar